Tak ada suatu kebahagiaan bagi seorang ayah ketika mendengar suara tangisan bayi hasil buah cinta dengan istri tercinta. Alay ya? Hhehehe,, tapi memang benar. Artikel ini saya buat untuk berbagi kebahagiaan yang saya rasakan ketika telah menjadi seorang ayah..
Tepat pada tanggal 10 oktober 2017, pukul 19.55 istri saya melahirkan seorang anak yang membuat lengkaplah kebahagiaan keluarga kecil kami. Dia adalah Sultan Arzacchel Ikhsanul Adam. Seorang bayi yang dikandung oleh istri saya selama 9 bulan yang selama itu ia telah memperjuangkan dirinya dan bayi yang dikandungnya. Proses yang dialami istri saya tidaklah seperti sinetron-sinetron yang mungkin bisa berlangsung singkat dalam proses persalinannya. Istri melewati semuanya dari tanggal 09 oktober 2017 pada pukul 10.00 pagi diawali kontraksi. Kontraksi ini timbul tenggelam yang membuat kita sebagai suami merasa kebingungan dan tepat pukul 15.30 istri mengalami kontraksi hebat yang membuat ucapan rasa kesakitan yang begitu hebat hanya bisa diwakili dengan air mata yang keluar dari pelipis matanya. Ahh,, luar biasa perjuangan seorang calon ibu.
Pada pukul 16.30 tibalah saya membawa istri saya ke rumah sakit untuk mengecek sudah sejauh mana calon anak kami yang sedang berjuang di dalam rahim menemukan jalannya untuk keluar. Dan ternyata hasil yang membuat saya kaget dan bersyukur istri saya dikatakan telah mengalami pembukaan 2. Kenapa saya berkata kaget dan bersyukur? Saya kaget karena usia kehamilan istri saya yang masih 9 bulan atau 36 minggu yang masih tergolong prematur akhir dan bersyukur bahwa tidak lama lagi saya akan menjadi seorang ayah.
Perjuangan seorang wanita ketika melahirkan membuat saya sebagai seorang anak bagi ibu saya membuat saya sadar. Betapa besar perjuangan seorang ibu yang mengandungku selama 9 bulan dan setelah itu harus berjuang lagi untuk mengeluarkan saya dari sebuah rahim. Perjuangan yang sangat luar biasa, tapi entah kenapa masih ada anak yang sangat durhakan kepada ibunya?
Apakah dia tidak menyadari bagaimana proses ia dilahirkan sampai ia bsa menghirup udara dunia ini? Sangatlah bodoh ketika saya melihat diberita atau di media social yang melihat perlakuan seorang anak kepada ibunya. Bagaimana perjuangan seorang ibu yang membawanya disetiap aktifitasnya, yang kesulitan di setiap tidurnya karena merasakan beban yang berat dibagian perutnya bahkan sampai mengeluarkan air mata untuk melahirkannya di dunia. Bodoh, sungguh tindakan bodoh apabila ada seorang anak yang durhakan sama ibunya. Terlebih lagi, anak durhaka itu adalah seorang cewek. Ahhh, apakah dia yakin tidak akan merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan ibunya? Saya yakin ketika dia merasakan proses persalinannya maka dia akan mrasakan apa yang seperti ibunya rasakan.
No comments:
Post a Comment