Wednesday, September 18, 2019

Trauma Itu Belum Sembuh


Likuifaksi Petobo
Tak terasa tak lama lagi tepat setahun kejadian tsunami, gempa dan likuifaksi yang terjadi di kota palu. Kejadian ini juga menimpa di kabupaten sigi, dan donggala.. kejadian yang menyebabkan ratusan bahkan ribuan orang meninggal dalam kurung waktu 9 detik kota kami dilanda gempa yag diikuti adanya tsunami dan likuifaksi. Masih terekam dengan jelas di memori kami saat  menyaksikan hal yang belum pernah terbayangkan sebelumnya terjadi dikota kami. Teriakan kepanikan diiringi dengan zikir kepada ALLAH SWT menghiasi mulut kami saat gempa itu mengguncang.. ahhh, pengalaman yang sangat mengerikan dan kami berharap musibah seperti itu tidak terjadi lagi dkikota kami bahkan dinegara kami.

Setahun berlalu,  warga kami mulai membangun ulang kisah kami setelah sebelumnya diporak-porandakan oleh gempa 7,4 SR. Masih banyak warga yang hingga saat ini masih menempati shelter (tenda pengungssian) dan huntara (hunian sementara) yang dibangun oleh pemerintah, pihak swasta, maupun bantuan dari luar negeri. Perputaran ekonomi yang mulai kembali normal dan banyaknya investor masuk menandakan kami  warga kota palu, donggala, dan sigi dapat bangkit kembali dari keterpurukan ini dan akan menjadi kenangan kami warga sebagai alumni 7,4 SR. :D
Pengungsi Palu di Shelter Pengungsian
Hidup berada diwilayah sesar pipi koro tidak menghilangkan niat kami untuk pindah dari kota yang kami cintai ini. Gempa yang kami rasakan sampai saat ini masih kami rasakan dengan intensitas tidak terlalu besar namun mampu membuat kami mengalami kepanikan yang luar biasa, khususnya yang tinggal di pesisiran pantai. Setahun berlalu tetap tidak akan membuat trauma itu hilang. Trauma itu masih ada dan membuat kita semakin waspada. Padahal sebelum peristiwa itu terjadi, gempa yang melanda dikotapalu dan sekitarny tidak membuat kita panik. Namun semenjak peristiwa 28 september 2018, gempa sekecil apapun akan membuat kita kembali ke masa saat dimana peristiwa gempa, tsunami, dan likuifaksi meninmpa kota kami.

No comments:

Post a Comment