Thursday, October 30, 2014

Ramuan Senyawa Cinta

Mahasuci Allah yang telah menyimpan “sedikit saja” rasa cinta dan kasih sayang dalam dada manusia. Mengapa dikatakan sedikit? Ada baiknya jika kita menyimak sabda Rasulullah SAW berikut ini.
“ Sesungguhnya Allah membagi kasih sayang dalam seratus bagian dan menyimpan yang sembilan puluh sembilan pada-Nya dan menurunkan yang satu bagian ke bumi. Karena kasih sayang yang satu bagian itulah semua makhluk-Nya saling menyayangi satu sama lain. Bahkan seekor kuda betina menjauhkan kakinya dari sang anak yang baru dilahirkan karena ia khawatir akan menginjaknya”(Riwayat Al Bukhari)
Bayangkan, hanya satu dari seratus bagian kasih sayang yang Allah turunkan ke bumi, efeknya sudah demikian dahsyat. Sejak zaman Nabi Adam AS hingga sekarang, bahkan hingga kiamat nanti, yang satu bagian ini telah menjadikan hidup manusia penuh warna, sarat cerita dan luar biasa. Benar kata sebuah ungkapan,”Cinta itu tidak membuat bumi berputar. Namun cinta membuat perputaran tersebut jadi lebih bermakna”. Tentunya ungkapan ini dilihat dari perspektif manusia. Sebab perputaran bumi pun telah terjadi karena adanya cinta. Yaitu cinta dan kasih sayang Allah SWT.

Secara biologis, cinta dan kasih sayang yang ada dalam diri manusia dikendalikan oleh senyawa-senyawa kimia tertentu. Senyawa-senyawa ini merupakan bagian dari system hormonal tubuh. Dengan kata lain, cinta adalah “permainan” hormone-hormon atau senyawa kimia tertentu. Inilah mekanisme canggih yang Allah SWT ciptakan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.
Seperti apa prosesnya? Salah satu contohnya, yaitu cinta kepada lawan jenis dilihat dari sistem kerja tubuh manusia, jatuh cinta alias kasmaran bukanlah sebuah proses sederhana. Ada banyak system canggih yang terlibat di dalamnya. Sejatinya, bahwa dalam diri orang yang tengah kasmaran mengalir-senyawa-senyawa kimia tertentu. Rangsangan yang datang dari luar, entah itu bau tubuh sang kekasih (pasti feromon), tatapan mata, untaian kata-kata, hingga postur yang terindra, akan merangsang otak unutk memproduksi sejumlah senyawa kimia lalu menjalarkannya ke system syaraf melalui peredaran darah. Tak heran jika orang yang tengah kasmaran, secara fisik dan psikologis mengalami perubahan drastis, muka memerah, salah tingkah, hilang konsentrasi, sulit berpikir logis, jantung berdebar, nafas tak beraturan, terlena, keringatan, curi-curi pandang, tersenyum malu, dan yang semisalnya.
Ketika panah asmara telah menghujam di dada, otak akan segera bereaksi dengan memproduksi senyawa peniletilamine (PEA), dopamine, dan norepineprin, lalu menyebarkannya seluruh tubuh. Apa yang terjadi? Rasa bahagia pun membuncah di dalam dada. Semuanya menjadi indah. Ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamine akan membuat bagian ventral tegmental dan caudate nucleus di otak menyala. Dalam dosis tepat, dopamine, menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untk memberika imbalan. Ada yang berpendapat, jatuh cinta mengaktifkan “pusat kenikmatan” di otak sehingga membuat orang merasa senang. Dari ketiga senyawa tersebut, PEA-lah bertanggung jawab dalam menimbukan gairah serta rangsangan seksual. Maka jangan heran, orang yang sedang jatuh cinta biasanya terlihat sumringah, hatinya berbunga-bunga, tiada yang terpikirkan selain si dia, enerjik, bahkan kecenderungan melakukan aktifitas seksual. Tentu dengan catatan, cintanya adalah cinta yang terbalas.
Jika tahap ini dapat dipertahankan, maka muncullah tahap pengikatan, sebab trio cinta tadi: PEA, dopamine, norepineprin, akan mengundang temannya yang bernama endorphin. Kerja endofrin itu mirip morfin yang diberikan pada tubuh manusia. Salah satu tugasnya adalah membangkitakn rasa aman, nyaman, tenang, dan damai ketika dekat dengan si pujaan hatinya. Endorfin tidak meluap-luap dan seekstrim PEA. Ia jauh lebih stabil namun lebih adiktif. Kehadirannya menjadikan hubungan dua insan menjadi dekat, lengket, dan bertahan lama. Karena itu tidak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa cinta itu bagai candu. Memang benar. Cinta itu akan membuat seseorang ketagihan itulah efek endorfin dan kawan-kawannya.
Itulah gambaran terkait mekanisme tubuh dalam merespon rasa cinta dan kasih sayang. Bagi kita, ini adalah ujian.

Sumber:
Majalah El-Fata edisi 09 volume 07 tahun 2007

No comments:

Post a Comment