Thursday, October 30, 2014

Satu Pukulan Di Balas Satu Pukulan

Begitulah yang dikatakan seorang pedagang pada anaknya ketika sang anak kembali dar perjalanannya (misi dagang). Ceritanya, si pedagang mengirim anaknya untuk berdagang di luar daerah. Suatu hari, ketika anaknya sedang bepergian, dari beranda rumahnya si pedagang memandang ke luar. Dia melihat seorang tukang pikul air mencium anak perempuannya.
Si ayah diam sampai anak laki-lakinya kembali dari perjalanan. Dia bertanya kepada anaknya ketika anaknya pulang dari perjalanan. “Apa yang engkau lakukan dalam misi dagangmu?”
“Saya menjual, membeli, dan melakukan begini-begitu, “jawab sang anak.
“Bukan itu yang kutanyakan. Apakah kamu melakukan hal lain?” Tanya ayahnya.
Pada mulanya si anak tidak mengaku, namun setelah didesak terus, ia pun mengaku, “Aku tidak melakukan apa-apa, ayah, selain mencium seorang gadis yang aku sukai di pasar.”
Ketika itulah, si ayah berkata, “Satu Pukulan Dibalas Satu Pukulan. Jika kamu mencium wanita itu lebih dari satu kali. Tentu tukang pikul air akan menambah ciumannya pada saudara perempuanmu.
Ujaran ini persis seperti apa yang dikatakan Imam Syafi’i dalam sebuah syairnya:
Jagalah kehormatan diri, niscaya
Wanita-wanita mahram kalian terjaga
Jauhilah apa yang tidak pantas bagi seorang muslim
Zina adalah hutang. Jika kau meminjam
Maka pelunasannya ditanggung keluargamu
Maka sadarlah!
Dari penjelasan diatas bahwa zina merupakan hutang yang dimana didalamnya termasuk ciuman dan pelunasannya adalah keluarga kita. Kalau kita sebagai remaja pernah melakukan hal tersebut, bagaimana jika peluanasannya terjadi pada ibumu, saudara perempuanmu, dan kaum hawa dari keluarga ayah dan ibumu. Tentu kalian tidak menginginkan hal tersebut terjadi. Oleh karena itu, marilah kita menghindari perbuatan yang namanya zina. Agar kita tergolong orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Sumber:
Buku Pemuda Pewaris Surga

No comments:

Post a Comment