Pada
kesempatan kali ini entah kenapa saya kepengen menulis tentang sejarah dari masjid yang paling terkenal dari
segi instrukturnya dan dari segi lokasinya yang terletak diantara Asia Barat
dan daerah Eropa. Ketertarikan saya bermula dari membaca novel 99 cahaya langit diatas eropa.
Dalam novel tersebut dijelaskan keindahan dari masjid tersebut. Saya yakin
teman-teman udah mengetahui masjid yang saya maksud, masjid yang saya maksud
ialah masjid Blue Mosque atau Sultan Ahmet Mosque yangterletk di Kota Istabul
bagian dari negara Turki.
Masjid
Blue Mosque didirikan oleh Sultan Ahmet
I, hal ini dikarenakan mendapat hasil yang kurang memuaskan dari perang
persia dan setelah adanya perdamaian Zsitvatorok (1606). Sultan Ahmed I berasal
dari Dinasti Ottoman yang menguasai Turki pada abad ke-14 dengan memerintah
Turki mulai tahun 1603 – 1617. Pembangunan masjid ini dimulai dibangun pada
tahun 1609 sampai dengan pada tahun
1616, namun acara perayaan telah berdirinya masjid tersebut dilaksanakan pada tahun
1617. Pembangunan dari masjid dimulai pada bulan Agustus 1609 ketika Sultan
datang untuk pertama kalinya didaerah tersebut.
(Sultan Ahmed I) |
Masjid tersebut akan dibangun dalam
lokasi istana kaisar Byzantium, yang menghadap
Hagia Sophia dan Hippodrome,
sebuah simbolik yang sangat bermakna. Sultan Ahmed I membangun Masjid Biru
untuk menandingi bangunan Hagia Sophia buatan kaisar Byzantine yaitu
Constantinople. Hagia Sophia berada satu blok dari Masjid Biru. Hagia Sophia
dulunya adalah Gereja Byzantine sebelum jatuh ke daulah Turki Ottoman pada
tahun 1453 M. Adapun penentuan lokasi kompleks dari masjid ini, Sultan Ahmet I
sangat tekun dan hati-hati dalam penentuan lokasinya. Salah satu alasan dari ketekunannya adalah
lokasi utama dari masjid dibangun selama pemerintahan pendahulunya. Mereka
semua dibangun di tempat-tempat yang menghadap ke kota. Sementara itu,
orang-orang terkemuka negara merekomendasikannya untuk berpikir tentang Masjid
Baru (Yeni Cami) yang mulai dibangun oleh Sultan Safiye, ibu dari Sultan Mehmed
III, dan belum selesai pembangunannya.
(HAGIA SOPHIA) |
(HIPPODROME) |
Adapun
arsitek dibalik dari pembangunan masjid ini ialah Sedefkar Mehmed Aga. Beliau merupakan merupakan murid dari Kodja Minan Sinan yang merupakan salah
satu arsitek terbesar di zaman Dinasti Turki Utsmani (Ottoman) dan arsitek kepala serta insinyur teknik sipil
pada Kesultanan mulai dari 1538
hingga 1588 M. Desain dan konstruksi pembuatan masjid yang didesain oleh
Sedefkar Mehmed Aga merupakan penerapan dari Kodja Minan Sinan namun dalam
skala yang lebih besar. Di awal pembangunannya, Sedefkar Mehmet Aga mempersiapkan konstruksi
dan menentukan lokasi dari dinding
masjid, mihrab, kolom, tempat berkumpulnya dan pondasi awalnya. Pondasinya
diletakkan pada 1018 (Menurut Kalender Hijriyah) (16 November 1609) dan untuk merayakan
pembangunan masjid yang mengatasnamakan sultan Ahmed I diadakan sebuah upcara besar dengan
partisipasi dari orang-orang termuka dan pejabat tinggi dari kesultanan. Selain Sedefkar Mehmed Aga selaku kepala
dalam konstruksi pembangunan masjid tersebut, terlibat pula arsitek-arsitek
lain yang bergabung dalam mengerjakan konstruksi pembangunan masjid, antara
lain Sheikh al-Islam Mevlana Mehmet Effendi, Sheikh Mahmut Efendi, Wazir Agung
Davut Pasha dan wazir lainnya, hakim kepala militer dan sarjana hukum lainnya
(ulama).
(SEDEFKAR MEHMED AGA) |
(KODJA MINAN SINAN) |
Sultan
Ahmed merupakan orang pertama yang melakukan penggalian tanah untuk pembangunan
masjid ini dengan menggunakan linggis dan linggis tersebut dibuat khusus karena
bertatahkan perak. Saat ini, peninggalan dari perkakas tersebut dapat dilihat di
Topkapi Palace Museum dan museum ini
menyimpan beberapa peninggalan dari Nabi Muhammad SAW.
(TOPKAPI PALACE MUSEUM) |
Pintu masuk utama dari masjid Sultan Ahmet
Mosque ialah sisi Atmeydani Hippodrome. Dari gerbang utama kepelataran masjid
kita dapat menyaksikan kubah dari Blue Mosque menjulang keatas satu sama lain
dalam sebuah harmoni yang sangat indah dengan jumlah 26 kubah yang terhubung
satu sama lain dengan lengkungan bulat. Adapun diameter kubah utama dari masjid ini ialah 23,5 meter dengan tinggi kubah 43 meter, dan
kolom beton berdiameter 5 meter. Ketika berjalan, anda akan
melewati simbol “Ablution Fountain” di bagian tengahnya dan dikelilingi oleh portioes (serambi yang menuju ke
pintu-pintu masuk masjid). Ditempat tersebut terdapat tiga pintu masuk menuju
ke bagian dalam masjid. Pemandangan yang sangat menakjubkan ketika anda
memasuki masjid ini, kemakmuran di masa kesultanan diabadikan dalam bentuk lukisan, keramik, dan kaca patri yang
melengkap interior di dalam masjid. Interior dalam masjid ini mempunyai perencanaan
yang berpusat pada kubah utama dan sisinya
yang menjulang pada keempat tiang. Dinding-dinding dari berbagai galeri yang
mengelilingi ketiga sisi dari interior ruang dihiasi oleh 20.000 keramik indah yang berwarna biru dan
diambil di salah satu daerah Iznik, Turki.
(ABLUTION FOUNTAIN) |
Lantai
dari masjid ini ditutupi oleh karpet sutera yang berasal dari tempat pemintalan
sutra terbaik dan lampu-lampu
minyak yang menghiasi masjid ini terbuat dari kristal merupakan produk impor. Dalam
masjid ini pula terdapat banyak barang-barang berharga termasuk Al-Quran
bertuliskan tangan. Keramik yang menghiasi dinding masjid bermotifkan daun,
tulip, mawar, anggur, bunga delima atau motif-motif geometri serta dalam masjid
in terdapat 260 jendela sehingga membuat suasana masjid ini sangatlah teduh dan
sejuk. Selanjutnya mihrab dari masjid ini (dikenal dengan nama Niche yang arahnya lurus menuju
mekkah), yang letaknya dibagian seberang dari pintu masuk utama yang pengerjaan
dari mihrab Niche terdapat marmer yang sangat indah. Di sisi lainnya dari
masjid ini terdapat Sultan’s Loge (Kotak) dalam bentuk balkon. Menara dari
masjid sangatlah klasik yang merupakan contoh dari arsitektur turki. Untuk
mencapai puncak dari menara tersebut anda menggunakan tangga spiral, dan dari
puncak menara tersebut 5 kali sehari
muadzin menggunakannya untuk melaksanakan panggilan sholat dengan menggunakan
pengeras suara. Kubah dan menara dilapisi oleh timah dan dibagian atas dari
menara terdapat tembaga berlapiskan emas berstandar.
(NICHE) |
Untuk menghormati masjid, wisatawan harus
berpakaian sopan saat memasuki ruang masjid. Wanita harus mengenakan jilbab
atau kerudung. Penjaga selalu siap mengingatkan di depan pintu masuk. Begitu
sampai di dalam, sejumlah tamu Muslim melakukan shalat sunah masjid. Sementara
sebagian lain memandang masjid dari bagian shaf belakang. Sebab, bagian depan
hanya diperkenankan bagi mereka yang hendak bershalat.dan pada
bulan-bulan di musim panas pertunjukkan cahaya-cahaya dan musik –musik akan
diselenggarakan di sekitar taman. Masjid sultan Ahmet menjadi pusat perjalanan wisata di Turki, hal ini
bersamaaan dengan banyaknya gedung monumen dan museum di sekitar masjid tersebut.
Berikut ini salah satu video yang menampilkan keindahan dari Blue Mosque atau Sultan Ahmed Mosque.
Sumber :
- https://arminarekasurabaya.wordpress.com/2012/02/24/sejarah-masjid-biru-istanbul-turki/
- http://faqihrusydan.wordpress.com/2013/08/11/blue-mosque-masjid-biru/
- http://bluemosque.com/history.html
- http://english.istanbul.gov.tr/Default.aspx?pid=308
- https://www.youtube.com/watch?v=v1z7hQ_duS0
No comments:
Post a Comment