Tuesday, November 4, 2014

SULTAN AHMED MOSQUE

Pada kesempatan kali ini entah kenapa saya kepengen menulis tentang  sejarah dari masjid yang paling terkenal dari segi instrukturnya dan dari segi lokasinya yang terletak diantara Asia Barat dan daerah Eropa. Ketertarikan saya bermula dari  membaca novel 99 cahaya langit diatas eropa. Dalam novel tersebut dijelaskan keindahan dari masjid tersebut. Saya yakin teman-teman udah mengetahui masjid yang saya maksud, masjid yang saya maksud ialah masjid Blue Mosque atau Sultan Ahmet Mosque yangterletk di Kota Istabul bagian dari negara Turki.
Masjid Blue Mosque didirikan oleh Sultan Ahmet I, hal ini dikarenakan mendapat hasil yang kurang memuaskan dari perang persia dan setelah adanya perdamaian Zsitvatorok (1606). Sultan Ahmed I berasal dari Dinasti Ottoman yang menguasai Turki pada abad ke-14 dengan memerintah Turki mulai tahun 1603 – 1617. Pembangunan masjid ini dimulai dibangun pada tahun  1609 sampai dengan pada tahun 1616, namun acara perayaan telah berdirinya masjid tersebut dilaksanakan pada tahun 1617. Pembangunan dari masjid dimulai pada bulan Agustus 1609 ketika Sultan datang untuk pertama kalinya didaerah tersebut.
(Sultan Ahmed I)

Masjid tersebut akan dibangun dalam lokasi istana kaisar Byzantium, yang menghadap Hagia Sophia dan Hippodrome, sebuah simbolik yang sangat bermakna. Sultan Ahmed I membangun Masjid Biru untuk menandingi bangunan Hagia Sophia buatan kaisar Byzantine yaitu Constantinople. Hagia Sophia berada satu blok dari Masjid Biru. Hagia Sophia dulunya adalah Gereja Byzantine sebelum jatuh ke daulah Turki Ottoman pada tahun 1453 M. Adapun penentuan lokasi kompleks dari masjid ini, Sultan Ahmet I sangat  tekun dan  hati-hati dalam penentuan lokasinya.  Salah satu alasan dari ketekunannya adalah lokasi utama dari masjid dibangun selama pemerintahan pendahulunya. Mereka semua dibangun di tempat-tempat yang menghadap ke kota. Sementara itu, orang-orang terkemuka negara merekomendasikannya untuk berpikir tentang Masjid Baru (Yeni Cami) yang mulai dibangun oleh Sultan Safiye, ibu dari Sultan Mehmed III, dan belum selesai pembangunannya.
(HAGIA SOPHIA)
(HIPPODROME)
Adapun arsitek dibalik dari pembangunan masjid ini ialah Sedefkar Mehmed Aga. Beliau merupakan merupakan murid dari Kodja Minan Sinan yang merupakan salah satu arsitek terbesar di zaman Dinasti Turki Utsmani (Ottoman) dan  arsitek kepala serta insinyur teknik sipil pada Kesultanan mulai dari 1538 hingga 1588 M. Desain dan konstruksi pembuatan masjid yang didesain oleh Sedefkar Mehmed Aga merupakan penerapan dari Kodja Minan Sinan namun dalam skala yang lebih besar. Di awal pembangunannya,  Sedefkar Mehmet Aga mempersiapkan konstruksi dan  menentukan lokasi dari dinding masjid, mihrab, kolom, tempat berkumpulnya dan pondasi awalnya. Pondasinya diletakkan pada 1018 (Menurut Kalender Hijriyah) (16 November 1609) dan untuk merayakan pembangunan masjid yang mengatasnamakan sultan Ahmed I  diadakan sebuah upcara besar dengan partisipasi dari orang-orang termuka dan pejabat tinggi dari kesultanan.  Selain Sedefkar Mehmed Aga selaku kepala dalam konstruksi pembangunan masjid tersebut, terlibat pula arsitek-arsitek lain yang bergabung dalam mengerjakan konstruksi pembangunan masjid, antara lain Sheikh al-Islam Mevlana Mehmet Effendi, Sheikh Mahmut Efendi, Wazir Agung Davut Pasha dan wazir lainnya, hakim kepala militer dan sarjana hukum lainnya (ulama).
(SEDEFKAR MEHMED AGA)
(KODJA MINAN SINAN)
Sultan Ahmed merupakan orang pertama yang melakukan penggalian tanah untuk pembangunan masjid ini dengan menggunakan linggis dan linggis tersebut dibuat khusus karena bertatahkan perak. Saat ini, peninggalan dari perkakas tersebut dapat dilihat di Topkapi Palace Museum dan museum ini menyimpan beberapa peninggalan dari Nabi Muhammad SAW.  
(TOPKAPI PALACE MUSEUM)
Pintu masuk utama dari masjid Sultan Ahmet Mosque ialah sisi Atmeydani Hippodrome. Dari gerbang utama kepelataran masjid kita dapat menyaksikan kubah dari Blue Mosque menjulang keatas satu sama lain dalam sebuah harmoni yang sangat indah dengan jumlah 26 kubah yang terhubung satu sama lain dengan lengkungan bulat. Adapun diameter kubah utama  dari masjid ini ialah  23,5 meter dengan tinggi kubah 43 meter, dan kolom beton berdiameter 5 meter. Ketika berjalan, anda akan melewati simbol “Ablution Fountain” di bagian tengahnya dan dikelilingi oleh portioes (serambi yang menuju ke pintu-pintu masuk masjid). Ditempat tersebut terdapat tiga pintu masuk menuju ke bagian dalam masjid. Pemandangan yang sangat menakjubkan ketika anda memasuki masjid ini, kemakmuran di masa kesultanan  diabadikan dalam  bentuk lukisan, keramik, dan kaca patri yang melengkap interior di dalam masjid. Interior dalam masjid ini mempunyai perencanaan yang berpusat pada kubah  utama dan sisinya yang menjulang pada keempat tiang. Dinding-dinding dari berbagai galeri yang mengelilingi  ketiga sisi dari  interior ruang dihiasi oleh  20.000 keramik indah yang berwarna biru dan diambil di salah satu daerah Iznik, Turki. 
(ABLUTION FOUNTAIN)
Lantai dari masjid ini ditutupi oleh karpet sutera yang berasal dari tempat pemintalan sutra terbaik dan lampu-lampu minyak yang menghiasi masjid ini terbuat dari kristal merupakan produk impor. Dalam masjid ini pula terdapat banyak barang-barang berharga termasuk Al-Quran bertuliskan tangan. Keramik yang menghiasi dinding masjid bermotifkan daun, tulip, mawar, anggur, bunga delima atau motif-motif geometri serta dalam masjid in terdapat 260 jendela sehingga membuat suasana masjid ini sangatlah teduh dan sejuk. Selanjutnya mihrab dari masjid ini (dikenal dengan nama Niche yang arahnya lurus menuju mekkah), yang letaknya dibagian seberang dari pintu masuk utama yang pengerjaan dari mihrab Niche terdapat marmer yang sangat indah. Di sisi lainnya dari masjid ini terdapat Sultan’s Loge (Kotak) dalam bentuk balkon. Menara dari masjid sangatlah klasik yang merupakan contoh dari arsitektur turki. Untuk mencapai puncak dari menara tersebut anda menggunakan tangga spiral, dan dari puncak  menara tersebut 5 kali sehari muadzin menggunakannya untuk melaksanakan panggilan sholat dengan menggunakan pengeras suara. Kubah dan menara dilapisi oleh timah dan dibagian atas dari menara terdapat tembaga berlapiskan emas berstandar.
(NICHE)
Untuk menghormati masjid, wisatawan harus berpakaian sopan saat memasuki ruang masjid. Wanita harus mengenakan jilbab atau kerudung. Penjaga selalu siap mengingatkan di depan pintu masuk. Begitu sampai di dalam, sejumlah tamu Muslim melakukan shalat sunah masjid. Sementara sebagian lain memandang masjid dari bagian shaf belakang. Sebab, bagian depan hanya diperkenankan bagi mereka yang hendak bershalat.dan pada bulan-bulan di musim panas pertunjukkan cahaya-cahaya dan musik –musik akan diselenggarakan di sekitar taman. Masjid sultan Ahmet menjadi  pusat perjalanan wisata di Turki, hal ini bersamaaan dengan banyaknya gedung monumen dan museum di sekitar masjid  tersebut.
Berikut ini salah satu video yang menampilkan keindahan dari Blue Mosque atau Sultan Ahmed Mosque.
Sumber :
  • https://arminarekasurabaya.wordpress.com/2012/02/24/sejarah-masjid-biru-istanbul-turki/
  • http://faqihrusydan.wordpress.com/2013/08/11/blue-mosque-masjid-biru/
  • http://bluemosque.com/history.html
  • http://english.istanbul.gov.tr/Default.aspx?pid=308
  • https://www.youtube.com/watch?v=v1z7hQ_duS0

No comments:

Post a Comment