Thursday, June 18, 2015

HABITS PART II

Pada kesempatan kali ini, saya akan mempositng kelanjutan dari artikel saya sebelumnya yang membahas habits, di artikel ini lebih ditekankan bagaimana membentuk habits. berikut ini ulasannya.

Pada proses pembentukan habits terdapar 3 hal komponen yang mesti dimiliki agar habits yang ingin kita bentuk tidak berhenti ditengah jalan. Adapun 3 komponen tersebut ialah What, Why, How?


·         What
Saya yakin dari kalian mengetahui arti dari What, namun whatt diartikan dalam artikel ini sebagai apa yang menjadi dasar bagi diri kita untuk membentuk habits. Apabila kita mampu menjawab apa sebenarnya yang kita inginkan untuk membentuk habits, akan menjadi motivasi terbesar dalam diri kita untuk mencapainya. Pada proses pembentukan habits, akan ada halangan dan rintangan yang akan dihadapi. Namun dengan tujuan yang pasti dan hal yang ingin kita raih yang begitu besar dari niat kita untuk membentuknya, insya allah semangat kita semakin besar pula dalam membentuk habits. Hal ini sangat berbeda jika kita tidak bisa menjawab apa yang sebenarnya kita inginkan, habits yang akan kita bentuk akan berhenti dengan sendirinya dan akan melakukannya jikalau ada mood sedangkan dalam pembentukan habits diperlukan repitition yang berulang-ulang. Ibarat permainan sepak bola, para pemain sangat bersemangat untuk memasukkan bola di gawang lawan walaupun pertahanan yang dimiliki musuh begitu kokoh untuk ditembus, hal ini dikarenakan mereka mengetahui apa yang mereka inginkan yaitu memasukkan bola kegawang lawan sehingga membuat mereka meraih kemenangan. Jadi untuk membentuk habits, pikirkanlah apa yang sebenarnya kita inginkan karena hal itu akan menjadi motivasi besar buat kita untuk membentuknya.

·         Why
Why adalah kenapa kita mesti membentuk habits ini. Pertanyaan dari why menjadi sebuah alasan yang kuat agar kita bisa benar-benar komitmen untuk membentuknya. Ketika kita memiliki alasan yang kuat untuk berbuat sesuatu,  hal ini akan membuat kita akan melakukannya secara terus menerus sehingga kita benar-benar berkomitmen dengan habits yang ingin kita bentuk. Begitupun sebaliknya. Kita umumnya sebagai manusia mesti meyakini sesuaatu dulu sebelum bertindak. Oleh karen itu, ketika kita sudah meyakini sesuatu efek dari pembentukan habits membuat kita sebagai manusia menjadi lebih bersemangat. Alasan why bisa jadi banyak hal seperti menyenangkan orang tua, untuk ambisi pribadi, pembuktian atau eksistensi diri, deadline, harta benda, karena cinta kasih dan yang paling tinggi ialah karena ALLAH SWT

·         How
How ialah bagaimana, bagaimana kita melakukanya untuk menjadi sebuah habits. Untuk menjelaskan maksud dari how disini ialah terkait waktu, berapa hari waktu yang diperlukan (repitis) agar habits tesebut benar-benar menyatu sehingga kita melakukannya secara otomatis. Sebagan ilmuwan menjelaskan bahwa memerluan 21 hari untuk melatih habits yang baru, namun sebagian lainnya ada yang menjelaskan memerlukan waktu 40 hari. Terlepas dari pendapat ilmuwan, salah satu contoh yang sering kita lakukan setiap tahun adalah berpuasa yaitu 29 atau 30 hari. Berpuasa itulah salah satu pembentuk habits, mulai dari sholat, bangun disepertiga malam, menahan lapar dan haus sehingga secara otomatis ketika telah melewati bulan ramadhan pada umumnya kita telah memilik habits-habits tersebut karena kita rutin melakukannya. Jadi menurut ustad felix dalam bukunya tentang habits minimial waktu yang kita perlukan untuk membentuk sebuah habits ialah selama sebulan dan untuk membentuk sebuah habits kita harus secara konsisten melakukan practice dan repitition tanpa terputus sedikitupun walaupun hanya sehari-hari secara berulang-ulang adalah kunci pembentuk habits

Terkadang dalam pembentukan habits kita sering dihinggapi rasa malas atau kondisi yang membuat kita menundanya bahkan motivasi-motivasi yang di awal-awal pembentukan habits akan berkurang seiring berjalannya waktu. Sebenarnya untuk membentuk habits, kita tidak perlu memikirkan yang namanya malas, motivasi, atau kondisi-kondisi tersebut. Yang perlu kita lakukan adalah memaksanya untuk melakukan habits walaupun dalam keadaan tidak mood. Meskipun kebiasaan atau habits yang kita lakukan secara sukarela lebih berkualitas daripada dilakukan dengan terpaksa. Namun habits umumnya terbentuk seiring berjalannya waktu terlepas sukarela atau terpaksa selama memiliki practice dan repetition.  Salah satu contoh ialah saat  kita sd, kita disuruh untuk menghapalkan perkalian walaupun kita terkadang menghapal perkalian karena terpaksa takut dihukum namun seiring berjalannya waktu kita melakukan practice dan repitition perkalian, akan membuat kita hapal dengan sendirinya. Manusia tidak selamanya bertindak berdasarkan rasio akal tentang penting tidaknya suatu hal seperti contoh yang saya jelaskan tentang menghapal perkalian namun karena suatu pengkondisian dan habits membuat kita menjadi menguasainya. Jadi untuk membentuk sebuah habits terlepas dari anda secara sukarela atau tidak intinya untuk membentuk sebuah habits perlu diakukan practice dan repitition.Just do it.

Untuk membentuk sebuah habits ustad felix dalam bukunya mengatakan ada 3 langkah praktis yang mudah dan perlu dilakukan, yaitu:
1.    Mulailah dari yang kecil
Mulailah habits baru kita dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu, mematok arget yang terlalu tinggi hanya akan menghasilkan  rasa jenuh dan putus ditengah-tengah. Misalnya untuk membaca buku, maka mulailah dengan 20 menit sehari. Apabila telah terbiasa, umumnya kita akan menaikkan waktunya secara otomatis
2.    Temukan tempat habits
Untuk melatih sebuah habits, maka kita harus menyisipkan habits itu pada habits yang sudah jadi. Kuncinya adalah kata “setelah” misalnya saya akan membaca setelah mandi sore
3.    Berlatihlah terus
Pada awalnya, mungkin kita akan sering lupa dalam melaksanakan habits baru, maka buatlah pengingat dimana-mana tempat biasa kita beraktifitas. Misalnya menempel pengingat habits ditempat kita biasanya beraktifitas.

Selain tiga hal tersebut, ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada anda. Jika anda ingin ahli dan ingin mengembangkan habits yang anda miliki, misalnya ingin menjadi seorang penulis yang handal. Anda tidak ingin hanya behenti membentuk sebuah habits melainkan mengembangkan habits anda sebagai penulis. Oleh karena itu, diperlukan 10.000 jam latihan, karena dalam sebuah penelitian menyampaikan bahwa menjadi master dalam suatu hal yang ingin kita raih mesti melakukan 10.000 jam latihan. Saya yakin jika kita ingin menjadi seorang yang ahli, kita bisa melakukannya dalam bentuk practice dan repetition sehingga seiring berjalannya waktu kita akan menjadi seorang expert terhadap bidang yang ingin kita bentuk melalu habits.

Dalam membentuk sebuah keahlian atau dikategorikan expert dalam suatu bidang keahlian dibutuhkan yang namanya habits dengan jam terbang yang tinggi. Tidak ada yang namanya habits yang dibentuk secara instan. Indomie goreng yang kita katakan sebagai mie instan masih memerlukan proses agar menjadi  mie instan yang enak untuk kita makan. Iya kan?Oleh karena itu proses inilah yang selalu kita latih dan mengulangnya secara terus-menerus dimulai dari sekarang. Sehingga habits akan membentuk kita menjadi seseorang yang beda dengan orang lain dengan kelebihan yang kita miliki dan habits akan mengantarkan kita kepada impian karena tidak ada sesuatu  yang mustahil untuk menjadi ahli dibidangnya. impossible is nothing.

Proses pembentukan habits pada umumnya, tidaklah muda. Adanya godaan setan yang senantiasa merayu agar habits yang ingin kita bentuk menjadi  gagal walaupun kita telah memiliki what, why, dan who.  Godaan-godaan setan tersebut, akan saya bahas di habits part III. Semoga bermanfaat..

No comments:

Post a Comment