Pada kesempatan kali ini, saya akan mempositng kelanjutan dari artikel saya sebelumnya yang membahas habits, di artikel ini lebih ditekankan bagaimana membentuk habits. berikut ini ulasannya.
Pada proses pembentukan habits terdapar 3 hal komponen yang mesti dimiliki agar habits yang ingin kita
bentuk tidak berhenti ditengah jalan. Adapun 3 komponen tersebut ialah What,
Why, How?
·
What
Saya yakin dari kalian
mengetahui arti dari What, namun whatt diartikan dalam artikel ini sebagai apa yang menjadi
dasar bagi diri kita untuk membentuk habits. Apabila kita mampu menjawab apa sebenarnya yang kita inginkan untuk membentuk habits, akan menjadi motivasi terbesar dalam diri kita untuk
mencapainya. Pada proses pembentukan
habits, akan ada halangan dan rintangan yang akan dihadapi. Namun dengan
tujuan yang pasti dan hal yang ingin kita raih yang begitu besar dari niat kita untuk
membentuknya, insya allah semangat kita semakin besar pula dalam membentuk habits. Hal ini sangat berbeda jika
kita tidak bisa menjawab apa yang sebenarnya kita inginkan, habits yang akan
kita bentuk akan berhenti dengan sendirinya dan akan melakukannya jikalau ada
mood sedangkan dalam pembentukan habits diperlukan repitition yang
berulang-ulang. Ibarat permainan sepak bola, para pemain sangat bersemangat untuk
memasukkan bola di gawang lawan walaupun pertahanan yang dimiliki musuh begitu
kokoh untuk ditembus, hal ini dikarenakan mereka mengetahui apa yang mereka
inginkan yaitu memasukkan bola kegawang lawan sehingga membuat mereka meraih
kemenangan. Jadi untuk membentuk habits, pikirkanlah apa yang sebenarnya kita
inginkan karena hal itu akan menjadi motivasi besar buat kita untuk membentuknya.
·
Why
Why adalah kenapa kita
mesti membentuk habits ini. Pertanyaan dari why menjadi sebuah alasan yang
kuat agar kita bisa benar-benar komitmen untuk membentuknya. Ketika kita
memiliki alasan yang kuat untuk berbuat sesuatu, hal ini akan membuat kita akan melakukannya
secara terus menerus sehingga kita benar-benar berkomitmen dengan habits
yang ingin kita bentuk. Begitupun
sebaliknya. Kita umumnya sebagai manusia mesti meyakini sesuaatu dulu sebelum
bertindak. Oleh karen itu, ketika kita sudah meyakini sesuatu efek dari pembentukan habits membuat kita sebagai manusia menjadi lebih bersemangat. Alasan why bisa jadi banyak hal seperti
menyenangkan orang tua, untuk ambisi pribadi, pembuktian atau eksistensi diri,
deadline, harta benda, karena cinta kasih dan yang paling tinggi ialah karena
ALLAH SWT
·
How
How ialah bagaimana,
bagaimana kita melakukanya untuk menjadi sebuah habits. Untuk menjelaskan
maksud dari how disini ialah terkait waktu, berapa hari waktu yang diperlukan (repitis) agar
habits tesebut benar-benar menyatu sehingga kita melakukannya
secara otomatis. Sebagan ilmuwan menjelaskan bahwa memerluan 21 hari untuk
melatih habits yang baru, namun sebagian lainnya ada yang menjelaskan memerlukan
waktu 40 hari. Terlepas dari pendapat ilmuwan, salah satu contoh yang sering
kita lakukan setiap tahun adalah berpuasa yaitu 29 atau 30 hari. Berpuasa
itulah salah satu pembentuk habits, mulai dari sholat, bangun disepertiga
malam, menahan lapar dan haus sehingga secara otomatis ketika telah melewati bulan ramadhan pada umumnya kita telah memilik habits-habits tersebut karena kita rutin
melakukannya. Jadi menurut ustad felix dalam bukunya tentang habits minimial
waktu yang kita perlukan untuk membentuk sebuah habits ialah selama sebulan dan untuk membentuk sebuah habits kita harus
secara konsisten melakukan practice dan
repitition tanpa terputus sedikitupun walaupun hanya sehari-hari secara berulang-ulang adalah kunci pembentuk habits
Terkadang dalam pembentukan habits
kita sering dihinggapi rasa malas atau kondisi yang membuat kita
menundanya bahkan motivasi-motivasi yang di awal-awal pembentukan habits akan berkurang
seiring berjalannya waktu. Sebenarnya untuk membentuk habits, kita tidak perlu
memikirkan yang namanya malas, motivasi, atau kondisi-kondisi tersebut. Yang
perlu kita lakukan adalah memaksanya untuk melakukan habits walaupun dalam keadaan tidak mood. Meskipun kebiasaan atau habits yang kita lakukan secara sukarela
lebih berkualitas daripada dilakukan dengan terpaksa. Namun habits umumnya
terbentuk seiring berjalannya waktu
terlepas sukarela atau terpaksa selama memiliki practice dan
repetition. Salah satu contoh ialah
saat kita sd, kita disuruh untuk
menghapalkan perkalian walaupun kita terkadang menghapal perkalian karena
terpaksa takut dihukum namun seiring berjalannya waktu kita melakukan practice
dan repitition perkalian, akan membuat kita hapal dengan sendirinya. Manusia tidak selamanya bertindak berdasarkan
rasio akal tentang penting tidaknya suatu hal seperti contoh yang saya jelaskan
tentang menghapal perkalian namun karena suatu pengkondisian dan habits membuat
kita menjadi menguasainya. Jadi untuk membentuk sebuah habits terlepas dari
anda secara sukarela atau tidak intinya untuk membentuk sebuah habits perlu diakukan
practice dan repitition.Just do it.
Untuk membentuk sebuah habits ustad
felix dalam bukunya mengatakan ada 3 langkah praktis yang mudah dan perlu
dilakukan, yaitu:
1.
Mulailah
dari yang kecil
Mulailah habits baru kita
dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu, mematok arget yang terlalu tinggi
hanya akan menghasilkan rasa jenuh dan
putus ditengah-tengah. Misalnya untuk membaca buku, maka mulailah dengan 20
menit sehari. Apabila telah terbiasa, umumnya kita akan menaikkan waktunya
secara otomatis
2.
Temukan
tempat habits
Untuk melatih sebuah
habits, maka kita harus menyisipkan habits itu pada habits yang sudah jadi.
Kuncinya adalah kata “setelah” misalnya saya akan membaca setelah mandi sore
3.
Berlatihlah
terus
Pada awalnya, mungkin kita akan sering
lupa dalam melaksanakan habits baru, maka buatlah pengingat dimana-mana tempat
biasa kita beraktifitas. Misalnya menempel pengingat habits ditempat kita
biasanya beraktifitas.
Selain tiga
hal tersebut, ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada anda. Jika anda
ingin ahli dan ingin mengembangkan habits yang anda miliki, misalnya ingin
menjadi seorang penulis yang handal. Anda tidak ingin hanya behenti membentuk
sebuah habits melainkan mengembangkan habits
anda sebagai penulis. Oleh karena itu, diperlukan 10.000 jam latihan, karena
dalam sebuah penelitian menyampaikan bahwa menjadi master dalam suatu hal yang
ingin kita raih mesti melakukan 10.000 jam latihan. Saya yakin jika kita
ingin menjadi seorang yang ahli, kita bisa melakukannya dalam bentuk practice
dan repetition sehingga seiring berjalannya waktu kita akan menjadi seorang
expert terhadap bidang yang ingin kita bentuk melalu habits.
Dalam membentuk sebuah keahlian atau
dikategorikan expert dalam suatu
bidang keahlian dibutuhkan yang namanya habits dengan jam terbang yang tinggi. Tidak ada yang namanya habits
yang dibentuk secara instan. Indomie goreng yang kita katakan sebagai mie
instan masih memerlukan proses agar menjadi
mie instan yang enak untuk kita makan. Iya kan?Oleh karena itu proses inilah yang
selalu kita latih dan mengulangnya secara terus-menerus dimulai dari sekarang.
Sehingga habits akan membentuk kita menjadi seseorang yang beda dengan orang
lain dengan kelebihan yang kita miliki dan habits akan mengantarkan kita kepada impian karena tidak ada sesuatu yang mustahil
untuk menjadi ahli dibidangnya. impossible is nothing.
Proses pembentukan habits pada umumnya, tidaklah muda. Adanya godaan setan yang senantiasa merayu agar habits yang ingin kita bentuk menjadi gagal walaupun kita telah memiliki what, why, dan who. Godaan-godaan setan tersebut, akan saya bahas di habits part III. Semoga bermanfaat..
No comments:
Post a Comment