Sebelum saya menjelaskan lebih jauh tentang nurani, ada salah satu kisah nyata yang ingin share kepada anda semua. Cerita yang saya kutip dari majalah tempo. berikut ini kisahnya,
Mahasiswa yang tak punya uang, Levi de Boeck, 23 tahun, mengaku dipeluk perampok bersenjata lantaran perampok itu merasa iba dengannya. Perampok tersebut mengasihani Levi lantaran dia lebih miskin ketimbang si perampok. "Maaf, kawan, kau lebih buruk daripada saya," kata perampok itu
Mahasiswa yang tak punya uang, Levi de Boeck, 23 tahun, mengaku dipeluk perampok bersenjata lantaran perampok itu merasa iba dengannya. Perampok tersebut mengasihani Levi lantaran dia lebih miskin ketimbang si perampok. "Maaf, kawan, kau lebih buruk daripada saya," kata perampok itu
Awalnya, Levi ditodong pistol oleh perampok. Perampok
itu merampas telepon dan dompet Levi. Setelah itu, si perampok memaksa Levi ke
ATM. Di depan ATM, sang perampok meminta Levi menarik uang 200 pound sterling
atau sekitar Rp 4 juta. Namun ternyata uang di rekening Levi tidak mencukupi.
Levi kemudian disuruh mendatangi tiga ATM lain di
Antwerp, Belgia. Di satu dari tiga ATM tersebut, si perampok mencoba langsung
menggunakan kartu ATM Levi untuk mengambil uang yang ada di dalamnya. Tapi
semua usaha itu ditolak karena uang di rekening Levi tidak cukup.
Karena gagal merampok Levi, perampok tersebut membeli
rokok dengan kartu ATM Levi. Setelah terdiam sesaat, sang perampok menoleh ke
Levi. Levi pun dipeluk. Perampok tersebut meminta maaf kepadanya.
Perampok itu bahkan mengembalikan telepon genggam dan
dompet Levi sebelum melarikan diri. Polisi kini tengah memburu perampok
tersebut. Polisi menduga pria itu pernah melakukan perampokan sebelumnya.
Setelah membaca kisah
tadi, bagaimana menurut anda kawan?
Nurani |
Si pencuri yang berbaik
hati itu sadar dan akhirnya insaf... Apa yang menyebabkan pencuri yang awalanya
memiliki niat untuk mengambil barang korbannya tapi kemudian setelah mengetahui
korban yang akan dijarahnya merupakan orang
yang lebih miskin dari dirinya seketika itu mengembalikan hasil
curiannya?
Jawbannya adalah adanya
perangkat yang ada dalam diri manusia yang dinamakan nurani.. yap,, nurani..
Ketika sang pencuri mengecek atm dari korbannya ternyata tak ada satupu deposit
simpanan dari korbannya, dan disaat itulah nuraninya mengabil alih atas
dirinya yang sebelumnya dipenuhi nafsu
untuk mencuri sehingga menyadarkannya dirinya bahwa ada orang yang lebih miskin
dari dirinya.
Nuranilah yang membuatnya
sadar, tak peduli apakah dia orang yang beriman dengan agamanya, tak peduli dia
berasal dari lingkungan baik-baik bahkan tak peduli berasal dari agamakah orang
tersebut. Nuranilah yang membimbingnya untuk mengembalikan hasil rampokan dan
dia menyadarinya bahwa korban yang dicurinya berada dalam taraf kemisikinan
lebih dari dirinya.
Sadarkah kita, ketika kita
hendak melakukan sebuah perbuatan dosa ataupun melakukan suatu perbuatan yang tercela,
dalam diri kita akan ada sebuah teriakan yang mengatakan bahwa perbuatan tidak
baik untuk dilakukan, entah dia menyadarinya atau tidak tentang siapa yang
menanamkan benak di dalam dirinya itu perbuatan baik atau buruk,, pasti secara
otomatis nurani dalam dirinya akan berteriak bahwa itu adalah salah dan membuat
jiwa menjadi tidak tenang.
Nurani inilah yang senantiasa
membimbing kita dalam menentukan kebenaran hakiki, dialah sang penasehat abadi
yang melebihi sahabat atau orang tua, perangkat yang pertama kali menyeruakkan
sebuah kebenaran. Nurani yang bisa kita
sebut sebaga detektor akan memberikan sinyal tentang ketidaktenangan jiwa saat
hendak melakukan perbuatan buruk ataupun saat keburukan mendekat dalam diri
kita. Nurani merupakan tempat untuk meminta fatwa karena dia tidak akan pernah
mengantarkan kita pada kebohongan atau keburukan , sebuah perangkat yang luar biasa yang
diciptakan Allah SWT.
Mintallah fatwa pada hatimu. Kebaikan
itu adalah apa-apa yang tenteram jiwa padanya, dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itulah apa-apa yang syak dalam
hati, dan ragu-ragu dalam hati, meski orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan
mereka membenarkanmu. (HR. MUSLIM)
Akan tetapi, nurani tak selamanya
berfungsi dengan baik. Kenapa demikian? Karena nurani itu ibarat air yang kita
letakkan didalam gelas dan kesalahan atau perbuatan buruk itu ibarat tinta.
Apabila kita melakukan kesalahan yang kita asumsikan sebagai setetes tinta yang
kita masukkan ke dalam nurani atau air secara terus menerus, lama-kelamaan air
nya akan menjadi warna gelap dan saat
itu juga teriakan suara nurani semakin tersamarkan karena kita sering melakukan kesalahan atau
perbuatan tercela. Sehingga kita akan terbiasa melakukan kesalahan dan
mengabaikan suara nurani karena suara nurani atau detektor nurani yang kita
miliki tidak mampu lagi menyeruakkan panggilan kebaikan.
Pada contoh diatas, saya
mengamsumsikan bahwa perampok tersebut masih memiliki kepekaan terhadap suara
nurani untuk mengembalikan barang curiannya karena dia merasa bahwa dia lebih
beruntung dalam hal ekonomi dibandingkan korban perampokannya. Kepekaan
nuraninya menurut saya dikarenakan tinta hitam yang menyelimuti air (nurani)
belumlah berwarna hitam secara kseseluruhan karena perampok itu masih
mendengarkan suara nuraninya sehinga dia
mengembalikan barang hasil rampokannya kepada pemiliknya.. wallahu alam.. J
Sumber:
Tuhan Maaf Kami Sedang Sibuk (ahmad
rifai rifan)
No comments:
Post a Comment